Cari Blog Ini

Senin, 18 November 2013

Menghibur Penderita Sakit

Tidak ada orang yang ingin sakit. Terlebih jika sakit yang diderita cukup parah dan harus dirawat secara intensif di rumah sakit. Namun siapa yang bisa menduga jika salah satu anggota keluarga didiagnosis menderita penyakit dengan stadium tingkat lanjut? Apa yang sebaiknya dilakukan?

  • Berikan reaksi sewajarnya. Tentu sedih saat mengetahui orang yang dikasihi menderita penyakit serius, dan hal tersebut bahkan membuat orang sulit mengendalikan emosi. Hal tersebut wajar, namun keinginan untuk menyalahkan orang lain, diri sendiri, paramedis, ataupun Tuhan sebaiknya dihilangkan. Pasalnya, hal itu justru akan memperparah ketegangan dan mengesampingkan perhatian untuk pasien. Terimalah denagn ikhlas segala sesuatu dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada satu pun yang mampu mengendalikan peristiwa dalam hidup.
  • Berikan perhatian pada penderita sakit, sebaiknya jangan terlalu berfokus pada penyakitnya. Rasa kasih terhadap penderita sakit sebaiknya jauh lebih besar daripada ketidaknyamanan yang dirasakan. Terus menerus berfokus pada kondisi kesehatan pasien yang sakit, akan menimbulkan rasa tertekan dan menderita.
  • Berfokuslah pada kehidupan penderita sakit dan ingatkan akan kenangan-kenangan masa lalu, abaikan kondisi sakit. Mengingat masa lalu, terutama kenangan indah akan membuat pasien lebih terhibur dan lebih menghargai hal-hal yang telah ia lewati selama ini. Menceritakan hal-hal lucu dapat meringankan dan melupakan sejenak rasa sakit yang diderita pasien.
  • Dengarlah semua keluhan dan curahan hati penderita sakit. Memberikan perhatian tidak harus dengan berada di samping dan mengawasi pasien selama 24 jam. Duduk, memegang tangannya, dan mendengarkan cerita, keluh kesah, dan curahan hati pasien sudah cukup menunjukkan perhatian kepadanya. Membiarkan pasien berbicara merupakan cara terbaik untuk mengetahui perasaannya yang sebenarnya, memahami keinginannya, kekhawatirannya, dan harapannya.
  • Pahamilah kebutuhan dasarnya. Menyembunyikan kondisi pasien yang sebenarnya atau justru membicarakan kondisi pasien tanpa memikirkan perasaannya saat itu bukan langkah yang bijak. Penderita sakit membutuhkan informasi kondisi kesehatannya yang sebenarnya. Di sisi lain, dalam memberitahu kondisi yang sebenarnya kepada pasien haruslah dengan disertai semangat yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar