Cari Blog Ini

Sabtu, 09 November 2013

artritis reumatik

v ASUHAN  KEPERAWATAN  KELUARGA NY  “ R ”  DENGAN ARTRITIS REUMATIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KELURAHAN BATUA KECAMATAN
MANGGALA KOTA MAKASSAR
13 – 15 JUNI 2013


KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Akademi Keperawatan Pelamonia Makassar



FARID MA’RUF
210.066



YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA KESDAM VII /WIRABUANA
MAKASSAR
2013
ASUHAN  KEPERAWATAN  KELUARGA NY  “ R ”  DENGAN ARTRITIS REUMATIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KELURAHAN BATUA KECAMATAN
MANGGALA KOTA MAKASSAR
13 – 15 JUNI 2013












KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Akademi Keperawatan Pelamonia Makassar



FARID MA’RUF
210.066








YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA KESDAM VII/WIRABUANA
MAKASSAR
2013
PERSETUJUAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Ny “ R” Dengan Artritis Reumatik Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kelurahan Batua
Kecamatan Manggala Kota Makassar
                                                       

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan
Pada Ujian Akhir Karya Tulis Ilmiah
Tanggal 20 Juli 2013



Pembimbing I                                           Pembimbing II



                            (Edy,SKM)                                    (Abdul Rahim,S,ST,M.Kes)

                                                                                           



Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan  Pelamonia
Kesdam VII/ WRB Makassar





Edy, SKM
Mayor Ckm NRP 11950009200570

PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Ny “ R” Dengan Artritis Reumatik Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kelurahan Batua
Kecamatan Manggala Kota Makassar
Disusun oleh  :
FARID MA’RUF
210.066
Telah dipertahankan dalam Karya Tulis Ilmiah
Pada Tanggal    Juli 2013 dan memenuhi syarat
Tim Penguji

1.    Penguji I   : Edy, SKM                                                  (                             )


2.    Penguji II  : Abdul Rahim, S,ST,M.Kes                        (                             )


3.    Penguji III : Ramluddin, S.Kep,NS,SKM,M.Kes    (                                   )

Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan Pelamonia
Kesdam VII/ WRB Makassar



Edy, SKM
Mayor Ckm NRP 11950009200570


RIWAYAT HIDUP


A.    IDENTITAS

Nama                                             :   FARID MA’RUF
Jenis Kelamin                              :   Laki - Laki
Tempat/Tanggal Lahir                :   Pangkajene, 30 Oktober 1991
Agama                                           :   Islam
Suku/ Bangsa                              :   Makasar/ Indonesia
Alamat Rumah                             :   Jl. K.H.Abd Jalil. Kabupaten Pangkep

B.    PENDIDIKAN

1.     TK bayangkari Pangkep                                             : ( 1997 – 1998 )
2.     SD Negeri 58 Baru Baru utara Kab. Pangkep       : ( 19982004 )
3.     SMP Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep  :  ( 20042007 )
4.     SMA Negeri 1 Bungoro Kabupaten Pangkep                    :  ( 20072010)
5.        Melanjutkan pendidikan pada Akademi Keperawatan Pelamonia Kesdam  VII/Wrb Makassar tahun 2010 sampai sekarang.
ABSTRAK

FARID MA’RUF  : Asuhan Keperawatan Keluarga Ny “ R” Dengan Artritis Reumatik Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makasar ( di bimbing oleh Edy dan Abdul Rahim )

Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke atas). (Arif Muttaqin).
Tujuan Penulisan Untuk mendapatkan hasil tentang proses keperawatan keluarga dengan anggota keluarga menderita Artritis Rhemathoid pada keluarga Ny”R” Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Metode Penulisan yang di gunakan adalah Studi kasus, dan, Studi Kepustakaan
Adapun hasil yang ditemukan adalah dari segi diagnosa keperawatan yaitu ditemukannya tiga diagnosa  Resiko munculnya penyakit rematik pada Ny “ R ” ,Penurunan kesehatan Ny “ R ”,Lingkungan yang kurang sehat ,semua intervensi yang direncanakan oleh penulis dapat dilaksanakan.Dari tiga diagnosa tersebut dilakukan implementasi dan evaluasi selama tiga hari dan semua diagnosa teratasi.
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
Setelah melakukan pengkajian terhadap keluarga Ny”R”, penulis memperoleh hasil atau data yang mengarah pada masalah Ny”R” yang menderita Reumatik. Saran Dalam melakukan pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga yang bermasalah sebaiknya di perlukan adanya pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium di sarankan kepada keluarga Ny”R” agar memelihara dan mempertahankan kebersihan dan kesehatan lingkungan guna menghindari faktor penyebab terjadinya penyakit.

Kata kunci      : Asuhan Keperawatan Keluarga dengan sistem Musculoskeletal :  Artritis Reumatik


                                   KATA PENGANTAR

            Puji syukur  penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini  dengan judul : “Asuhan Keperawatan Keluarga  Ny  “ R ” dengan diagnosa Artritis Reumatik yang di laksanakan pada Tanggal 13 s/d 15 Juni 2013. Sebagai Salah Satu Syarat Menjadi Ahli Madya Keperawatan pada Program Diploma III Keperawatan Pelamonia Kesdam VII/Wirabuana.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1.    Kolonel Ckm dr. Bambang Dwi, Hasto Sp.B selaku Kakesdam VII/ Wirabuana.
2.    Kepada Kepala Puskesmas Batu Raya yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitan.
3.    Mayor CKM  Edy,SKM, selaku Direktur AKPER Pelamonia Kesdam VII/Wrb sekaligus pembimbing dan penguji I yang telah banyak memberikan pengarahan dan masukan kepada penulis.
4.    Abdul Rahim,S.ST,M.Kes  selaku penguji dan pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan masukan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan  Karya Tulis Ilmiah ini.
5.    Ramluddin,S.Kep,NS,SKM,M.Kes selaku penguji III yang telah memberi masukan dalam penyelesaian Karya Tulis ini.
6.    Teristimewa untuk ke ayah handa Muh.Arsad,S.Pd.i dan ibunda Hj.St.Marwah,S.Pd saya yang tersayang serta seluruh keluarga dan orang terdekat saya yang telah banyak memberikan bantuan moril, material, dan doa yang tulus selama pendidikan dan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7.    Kepada Klien Ny. “R” yang telah membantu penulis dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan.
8.    Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2010 garuda 05 , kalian telah banyak membantu, demi kelancaran pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sebagai manusia yang tak pernah luput dari kesalahan serta keterbatasan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritikan yang positif demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap dan motivasi bagi tenaga keperawatan, terkhusus bagi penulis sendiri.
   Makassar,     Juli  2013

 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................         i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................         ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................         iii
RIWAYAT PENULIS..................................................................................         iv
ABSTRAK....................................................................................................         v
KATA PENGANTAR..................................................................................         vi
DAFTAR ISI.................................................................................................         viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................         xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................         xii
BAB I         : PENDAHULUAN...................................................................         1
A.        Latar Belakang.........................................................................         1
B.        Tujuan Penulisan....................................................................         4
C.        Metodologi Penulisan.............................................................         5
D.        Rumusan Masalah..................................................................         6
E.        Batasan Masalah.....................................................................         6
F.        Manfaat Penulisan..................................................................         7
BAB II          : TINJAUAN PUSTAKA........................................................         8
A.   Konsep Dasar Medis.................................................................         8
1.    Defenisi Artritis Rhemathoid...............................................         8
2.    Anatomi Fisiologi Sendi.......................................................         8
3.    Etiologi....................................................................................         13
4.    Patofisiologi............................................................................         14
5.    Manifestasi Klinis..................................................................         16
6.    Pemeriksaan Diagnostik......................................................         18
7.    Komplikasi..............................................................................         19
8.    Penatalaksanaan..................................................................         20
B.   Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga...............................         22
1.  Konsep Keluarga..................................................................         22
a.    Pengertian.......................................................................         22
b.    Struktur Keluarga...........................................................         23
c.    Tipe / Bentuk Keluarga.................................................         24
d.    Peranan Keluarga.........................................................         24
e.    Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga...................         25
f.     Fungsi Keluarga............................................................         26
g.    Tugas Keluarga..............................................................         28
h.    Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan         ........................................................................................... 29
i.      Tahap Tahap Kehidupan Keluarga............................         32
j.      Ciri Ciri Keluarga............................................................         34
C.   Konsep Proses Asuhan Keperawatan Keluarga.................         34
1. Defenisi Asuhan Keperawatan Keluarga.........................         34
2. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga...........................         35
3. Beberapa Proses Keperawatan Keluaraga......................         35
a.    Pengkajian....................................................................         35
b.    Perumusan Diagnosa.................................................         38
c.    Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga..............         47
d.    Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga......         50
e.    Evaluasi.........................................................................         51
BAB III       : TINJAUAN KASUS...............................................................         53
A.   Pengkajian.......................................................................................         53
B.   Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga........................         71
C.   Pelakasanaan Asuhan Keperawatan Keluarga.......................         75
D.   Evaluasi...........................................................................................         79
BAB IV      : PEMBAHASAN......................................................................         81
A.   Pengkajian.......................................................................................         81
B.   Perencanaan..................................................................................         83
C.   Pelaksanaan / Implementasi........................................................         84
D.   Evaluasi...........................................................................................         86
BAB V       : PENUTUP...............................................................................         88
A.   Kesimpulan.....................................................................................         88
B.   Saran................................................................................................         90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR GAMBAR

                                                                                                            Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Sendi ...........................................................        9
Gambar 2.2 Sendi Fibrosa pada Kranium ..................................................        9
Gambar 2.3 Sendi Kartilaginosa pada sternum ........................................        10
Gambar 2.4 Sendi Sinovial pada lutut ........................................................        11



DAFTAR TABEL

                                                                                                           Halaman        
Tabel 2.1 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga ......................................... 60
Tabel 2.2 Klasifikasi Data................................................................................. 63
Tabel 2.3 Analisa Data...................................................................................... 64
Tabel 2.4 Prioritas Masalah.............................................................................. 67
Tabel 2.5 Rencana Keperawatan .................................................................. 71
Tabel 2.6 Implementasi / Pelaksanaan Keperawatan ................................ 75
Tabel 2.7 Evaluasi Keperawatan ................................................................... 79












                           


BAB  I
PENDAHULUAN

G.        Latar Belakang
Kesehatan merupakan modal dasar manusia untuk hidup produktif dan hidup berdaya guna. Kesadaran akan hal ini menjadi landasan di akhirinya kesehatan sebagai hak setiap orang yang mengacu pada visi pembangunan Kesehatan, yaitu Indonesia sehat 2010 yang merupakan gambaran masyarakat Indonesia yang ingin di capai di masa depan yaitu masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduk yang  hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya ( Mubarak, 2009 ).
Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan  kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi  aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat ( Moeleak, 1999).
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan-perubahan pada tubuh manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan rematik (Fitriani, 2009).
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke atas). Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan dan biasanya menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun (Arif Muttaqin). Rematik terutama menyerang Sendi-sendi, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun perempuan dengan segala usia.
 Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta Resiko tinggi terjadi cidera (Kisworo, 2008).

Penderita Artritis Rhemathoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang didunia ini menderita Rhemathoid. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25%  akan mengalami kelumpuhan (Depkes RI, 2009).
Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada tahun 2009 melaporkan bahwa  20% dari penduduk dunia yang telah terserang Artritis Rhemathoid, dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010).
Data Dinas Kesehatan Kota Makassar  tahun 2004 persentase Arthritis Rhemathoid meningkat menjadi 63,34%, pada tahun 2005 meningkat lagi menjadi 64,29%, tahun 2006 mencapai 64,69% dan untuk tahun 2007 turun menjadi 55,49%, tahun  2008 meningkat lagi sebesar 68,54 %, kemudian di tahun 2009 menurun lagi menjadi 61,48%.  Bila dibandingkan dengan target pencapaian  di tahun 2010 (80%) maka hal ini berarti masih terpaut 18,52 % dari target. Dengan demikian masih terus dibutuhkan upaya-upaya yang mengarah kepada peningkatan pengetahuan masyarakat guna menurunkan angka penderita penyakit Arthritis Rheumatoid (Profil  Kesehatan Kota Makassar, 2004-2010).
Pada bulan juni 2012 sampai juni 2013 terdapat jumlah orang yang menderita penyakit Atritis Rhemathoid di puskesmas Batua sebanyak 290 orang atau sekitar 17,32% .
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis tertarik memilih karya tulis ilmiah dengan judul ” Asuhan Keperawatan Keluarga Ny R ” dengan Anggota Keluarga Menderita Artritis Rhemathoid di RT 02 RW 10 Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kelurahan Batua  Kecamatan Manggala Kota Makassar.”

H.        Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Untuk mendapatkan hasil tentang proses keperawatan keluarga dengan anggota keluarga menderita Artritis Rhemathoid pada keluarga Ny”R” Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mendapatkan pengalaman tentang pengkajian asuhan  keperawatan keluarga Ny”R” dengan anggota keluarga menderita Artritis Rhemathoid Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
b.    Untuk mendapatkan pengalaman tentang penentuan diagnosa asuhan  keperawatan keluarga Ny”R” dengan anggota keluarga menderita Artritis Rhemathoid Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
c.    Untuk mendapatkan pengalaman tentang perencanaan asuhan  keperawatan keluarga Ny”R” dengan anggota keluarga menderita Artritis Rhemathoid Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
d.    Untuk mendapatkan pengalaman tentang pelaksanaan asuhan  keperawatan keluarga Ny”R” dengan anggota keluarga menderita Artritis Rhemathoid Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
e.    Untuk mendapatkan pengalaman tentang evaluasi asuhan  keperawatan keluarga Ny”R” dengan anggota keluarga menderita Artritis Rhemathoid Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
f.     Untuk mendapatkan pengalaman tentang pendokumentasian  asuhan  keperawatan keluarga Ny”R” dengan anggota keluarga menderita Artritis Rhemathoid Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar. 

I.          Metodologi Penulisan
Dalam mendapatkan / mengumpulkan data ini melalui             :
1.    Studi kasus, yaitu melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan  dan evaluasi tidakan keperawatan. Untuk memperolah data yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik sebagai berikut :
a.    Wawancara
Melakukan Tanya jawab secara langsung dari beberapa pihak yang dapat memberikan data yang dibutuhkan.
b.    Observasi
Mengamati dan mengikuti secara langsung keadaan lingkungan dan pola hidup keluarga.
c.     Pengkajian Fisik
Dengan melakukan Head to toe pada setiap anggota keluarga.
2.    Studi Kepustakaan, yaitu yang dikumpulkan dari bahan-bahan bacaan dan materi yang bersumber dari literatur yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi oleh penulis.
3.    Referensi sekunder dari pusat data Puskesmas Batua, yaitu dari petugas kesehatan Puskesmas Batua dan Kader.
J.         Rumusan Masalah
“Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga TnR” di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Puskesmas Batua tahun 2013?
K.        Batasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan pada Asuhan Keperawatan Keluarga dengan anggota keluarga menderita  Artritis Rhemathoid yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi, eveluasi, dan dokumentasi keperawatan keluarga selama 3 hari.

L.         Manfaat Penulisan
1.    Manfaat Ilmiah
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya , khususnya pada kasus Artritis Rhemathoid.
2.    Manfaat Praktis
Diharapkan karya tulis ini dapat menjadi sumbangsih referensi bagi institusi Puskesmas Khususnya Puskesmas Batua Makassar dalam proses manajemen pemberian Asuhan keperawatan keluarga khususnya pada kasus Artitis Rhemathoid.
3.    Manfaat Bagi Peneliti
Karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan peneliti dalam bidang ilmu keperawatan serta penerapannya dalam proses keperawatan keluarga khususnya pada kasus Artritis Rhemathoid.





BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Konsep Dasar Medis
1.    Definisi Artritis Rhemathoid
Artritis rhemathoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang walaupun manifestasi utamanya adalah Poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien Artritis Rhemathoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progesifitasnya. Pada umumnya selain gejala artikular, Artritis Rhemathoid dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah atau gangguan organ non-ertikular lainnya (Nugroho, 2012).
Artritis adalah inflamasi dengan nyeri, panas, pembengkakan, kekakuan dan kemerahan pada sendi. Akibat Artritis, timbul inflamasi umum yang dikenal sebagai Artritis Rhemathoid yang merupakan penyakit autoimun (Nugroho, 2012)
2.    Anatomi Fisiologi Sendi
Sendi merupakan pertemuan dua tulang, tetapi tidak semua pertemuan tersebut memungkinkan terjadinya pergerakan (Roger, 2002).

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Sendi






Sumber : Roger, 2002
Ada tiga jenis sendi pada manusia dan gerakan yang dimungkinkannya yaitu, sendi fibrosa, kartilaginosa dan sinovial (Roger, 2002).
a.  Sendi fibrosa atau sendi mati
Terjadi bila batas dua buah tulang bertemu membentuk cekungan yang akurat dan hanya dipisahkan oleh lapisan tipis jaringan fibrosa. Sendi seperti ini terdapat di antara tulang-tulang kranium.
Gambar 2.2 sendi fibrosa pada kranium





Sumber : Roger, 2002
b.  Sendi kartilaginosa atau sendi yang bergerak sedikit (sendi tulang rawan)
Sendi tulang rawan terjadi bila dua permukaan tulang dilapisi tulang rawan hialin dan dihubungkan oleh sebuah bantalan fibrokartilago dan ligamen yang tidak membentuk sebuah kapsul sempurna disekeliling sendi tersebut. Sendi tersebut terletak diantara badan-badan vertebra dan antara manubrium dan badan sternum.
Gambar 2.3 sendi kartilaginosa pada sternum








Sumber : Roger, 2002
c.   Sendi sinovial atau sendi yang bergerak bebas
Terdiri dari dua atau lebih tulang yang ujung-ujungnya dilapisi tulang rawan hialin sendi. Terdapat rongga sendi yang mengandung cairan sinovial, yang memberi nutrisi pada tulang rawan sendi yang tidak mengandung pembuluh darah dan keseluruhan sendi tersebut dikelilingi kapsul fibrosa yang dilapisi membran sinovial.

Gambar 2.4 sendi sinovial pada lutut









Sumber : Roger, 2002
Membran sinovial ini melapisi seluruh interior sendi, kecuali ujung-ujung tulang, meniskus, dan diskus. Tulang-tulang sendi sinovial juga dihubungkan oleh sejumlah ligamen dan sejumlah gerakan selalu bisa dihasilkan pada sendi sinovial meskipun terbatas, misalnya gerak luncur (gliding) antara sendi-sendi metakarpal.
a.      Adapun jenis-jenis Sendi Sinovial :
1)  Sendi pelana (hinge) memungkinkan gerakan hanya pada satu arah; misalnya sendi siku
2)  Sendi pivot memungkinkan putaran (rotasi), misalnya antara radius dan ulna pada daerah siku dan antara vertebra servikalis I dan II yang memungkinkan gerakan memutar pada pergelangan tangan dan kepala.
3)  Sendi kondilar merupakan dua pasang permukaan sendi yang memungkinkan gerakan hanya pada satu arah, tetapi permukaan sendi bisa berada dalam satu kapsul atau dalam kapsul yang berbeda, misalnya sendi lutut.
4)  Sendi bola dan mangkuk (ball and socket) sendi ini dibentuk oleh sebuah kepala hemisfer yang masuk kedalam cekungan berbentuk mangkuk; misalnya sendi pinggul dan bahu.
5)  Sendi plana merupakan gerakan menggelincir dibatasi oleh ligamen dan tonjolan tulang, misalnya sendi-sendi tulang karpal dan tarsal.
Di beberapa sendi sinovial, kavum dapat dibagi oleh sebuah diskus atau meniskus artikularis, yang terdiri dari fibrokartilago yang membantu melumasi sendi, mengurangi keausan permukaan artikular, dan memperdalam sendi.
b.      Pergerakan Sendi
Gerakan sendi bisa dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1)    Gerakan meluncur, seperti yang diimplikasikan namanya, tanpa gerakan menyudut atau memutar.
2)    Gerakan menyudut menyebabkan peningkatan atau penurunan sudut diantara tulang. Gerakan ini mencakup fleksi (membengkok) dan ekstensi (melurus), dan juga abduksi (menjauhi garis tengah) dan aduksi ( mendekati garis tengah).
3)    Gerakan memutar memungkinkan rotasi internal (memutar suatu bagian pada porosnya mendekati garis tengah) dan rotasi eksterna (menjauhi garis tengah). Sirkumduksi adalah gerakan ekstremitas yang membentuk suatu lingkaran. Istilah supinasi dan pronasi merujuk pada gerakan memutar telapak tangan keatas dan kebawah.
3.    Etiologi
Penyebab Artritis Rhemathoid masih belum diketahui. Faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini (Nugroho, 2012).
Kecendrungan wanita untuk menderita Artritis Rhemathoid dan sering dijumpainya remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini. Walaupun demikian karena pemberian hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan perbaikan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil dipastikan bahwa faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini (Nugroho, 2012)
Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga merupakan penyebab Artitis Rhemathoid. Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab Artritis Rhemathoid juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Walaupun hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari jaringan sinovial, hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu komponen peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang dapat mencetuskan terjadinya Artritis Rhemathoid. Agen infeksius yang diduga merupakan penyebab Artritis Rhemathoid antara lain adalah bakteri, mikroplasma atau virus (Nugroho, 2012).
4.    Patofisiologi
Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada penyakit rematik. Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis. Pada penyakit rematik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang terjadi merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan synovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon imun (Nugroho, 2012).
Pada penyakit rematik degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif. Sinovitis dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari kartilago artikuler yang mengalami degenerasi kendati faktor-faktor imunologi dapat pula terlibat (Nugroho, 2012).
Artritis Rhemathoid merupakan manifestasi dari respon sistem imun terhadap antigen asing pada individu-individu dengan predisposisi genetik (Nugroho, 2012).
Suatu antigen penyebab Artritis Rhemathoid yang berada pada membran sinovial akan memicu proses inflamasi. Proses inflamasi mengaktifkan terbentuknya makrofag. Makrofag akan meningkatkan aktivitas fagositosisnya terhadap antigen dan merangsang proliferasi dan aktivasi sel B untuk memproduksi antibody. Setelah berikatan dengan antigen, antibody yang dihasilkan akan membentuk komplek imun yang akan berdifusi secara bebas ke dalam ruang sendi. Pengendapan komplek imun ini akan mengaktivasi sistem komplemen C5a (Nugroho, 2012).
Komplemen C5a merupakan faktor kemotaktik yang selain meningkatkan permiabilitas vaskuler, juga dapat menarik lebih banyak polimorfonukler (PMN) dan monosit kearah lokasi tersebut (Nugroho, 2012).
Fagositosi komplek imun oleh sel radang akan disertai pembentukan dan pembebasan radikal oksigen bebas, leukotrin, prostaglandin yang akan menyebabkan erosi rawan sendi dan tulang. Radikal oksigen bebas dapat menyebabkan terjadinya depolimerisasi hialuronat sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan viskositas cairan sendi. Selain itu radikal oksigen bebas juga merusak kolagen dan proteoglikan rawan sendi (Nugroho, 2012).
Pengendapan komplek imun akan menyebabkan terjadinya degranulasi mast cell yang menyebabkan terjadinya pembebasan histamin dan berbagai enzim proteolitik serta aktivasi jalur asam arakidonat yang akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya terbentuk pannus (Nugroho, 2012).
Masuknya sel radang ke dalam membran sinovial akibat pengendapan komplek imun menyebabkan terbentuknya pannus yang merupakan elemen yang paling destruktif dalam pathogenesis Artritis Rhemathoid. Pannus merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari sel fibroblast yang berproliferasi, mikrovaskuler dan berbagai jenis sel radang. Secara histopatologis pada daerah perbatasan rawan sendi dan pannus terdapatnya sel mononukleus, umumnya banyak dijumpai kerusakan jaringan kolagen dan proteoglikan (Nugroho, 2012).

5.    Manifestasi Klinis
Menurut Nugroho (2012), ada beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan pada penderita Artritis Rhemathoid. Gejala ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran yang sangat bervariasi.
a.      Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
b.      Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi ditangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi artrodial dapat terserang.
c.      Kekakuan dipagi hari selama lebih dari  1 jam: dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada Osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.
d.      Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
e.      Deformitas : kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapra deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak ekstensi.
f.       Nodula-nodula Rhemathoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita Artritis Rhemathoid. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau disepanjang permukaan ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
g.      Manifestasi ekstra-artikular : Artritis Rhemathoid juga dapat menyerang organ-organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata dan pembuluh darah dapat rusak.
6.    Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Nugroho (2012), tidak banyak berperan dalam diagnosis Artritis Rhemathoid, namun dapat menyokong bila terdapat keraguan atau untuk melihat prognosis pasien. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat :
a.      Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien Artritis Rhemathoid terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien Lepra, Tuberkulosis paru, Sirosis Hepatis, Hepatitis Infeksiosa, Endokarditis Bakterialis, penyakit kolagen, dan Sarkoidosis.
b.      Protein C-reaktif biasanya positif.
c.      LED meningkat.
d.      Leukosit normal atau meningkat sedikit.
e.      Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik.
f.       Trombosit meningkat.
g.      Kadar albumin serum menurun dan globulin naik.
Pada pemeriksaan rontgen, semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah sendi metatarsofalang dan biasanya simetris. Sendi sakroiliaka juga sering terkena. Pada awalnya terjadi pembengkakan jaringan lunak dan demineralisasi juksta artikular. Kemudian terjadi penyempitan sendi dan erosi (Nugroho, 2012).
7.    Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering di jumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying antirheumathoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada Artritis Rhemathoid (Nugroho, 2012).
Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar di bedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan meilopati akibat ketidakstabilan iskemik akibat vaskulitis (Nugroho, 2012).
8.    Penatalaksanaan
Setelah diagnosis Artritis Rhemathoid dapat di tegakkan, pendekatan pertama yang harus dilakukan adalah segera berusaha untuk membina hubungan yang baik antar pasien dengan keluargannya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan yang baik ini agaknya akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang cukup lama (Nugroho, 2012).
a.      Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
b.      OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi.
c.      DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang  dari proses destruksi akibat Artritis Rhemathoid.
d.      Riwayat penyakit alamiah
Pada umumnya 25% pasien akan mengalami manifestasi penyakit yang bersifat monosiklik ( hanya mengalami satu episode dan selanjutnya akan mengalami remisi sempurna). Pada pihak lain sebagian besar pasien akan menderita penyakit ini sepanjang hidupnya dengan hanya diselingi oleh beberapa masa remisi yang singkat ( jenis polisiklik ). Sebagian kecil lainnya akan menderita Artritis Rhemathoid yang progresif yang disertai dengan penurunan kapasitas fungsional yang menetap pada setiap eksaserbasi.
e.      Rehabilitasi pasien Artritis Rhemathoid
Merupakan tindakan untuk mengembalikan tingkat kemampuan pasien  Artritis Rhemathoid dengan cara:
1)     Mengurangi rasa nyeri
2)     Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi
3)     Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot
4)     Mencegah terjadinya deformitas
5)     Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri
6)     Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung kepada orang lain.
f.       Pembedahan
Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta terdapat alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan pengobatan pembedahan. Jenis pengobatan ini pada pasien Artritis Rhemathoid umumnya bersifat ortopedik, misalnya sinovektomi, artrodesis, total hip replacement, memperbaiki deviasi ulnar, dan sebagainya.
B.  Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1.     Konsep Keluarga
a.  Pengertian
1)  Departemen kesehatan R.I  (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2)  Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya  (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berintraksi satu sama lain, dan dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
3)  Friedman  (1998)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan
individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan peran dari keluarga.
4)  Sayekti ( 1994 )
Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan yang hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki – laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
b.  Struktur Keluarga
Dalam  buku Effendy (1998), dijelaskan  bahwa struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
1)     Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2)     Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3)     Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri.
4)     Patrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5)     Keluarga kawinan adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau isteri.


c.   Tipe/Bentuk Keluarga (Effendy N, 1998)
1)     Nuclear Family (Keluarga inti) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2)     Extended Family (Keluarga besar) adalah keluarga inti  ditambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3)     Serial Family (Keluarga berantai) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4)     Single Family (Keluarga duda atau janda) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5)     Composite Family (Keluarga berkomposisi) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6)     Cahabitation Family (Keluarga kabitas) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa ikatan pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
d.  Peranan Keluarga (Effendy, !998)
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola prilaku dari keluarga, dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1)     Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari isteri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2)     Peranan ibu
Sebagai isteri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluargannya.
3)     Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
e.  Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga (Effendy, 1998)
1)     Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga  adalah ayah
2)     Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ibu
3)     Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
f.    Fungsi Keluarga (Effendy, 1998)
1)     Fungsi biologis
(a)   Untuk meneruskan keturunan
(b)   Memelihara dan membesarkan anak
(c)    Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
(d)   Memelihara dan merawat anggota keluarga
2)     Fungsi psikologis
(a)   Memberikan kasih sayang dan rasa aman
(b)   Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
(c)    Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
(d)   Memberikan identitas keluarga
3)     Fungsi sosialisasi
(a)   Membina sosialisasi pada anak
(b)   Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
(c)    Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4)     Fungsi ekonomi
(a)   Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
(b)   Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
(c)    Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5)     Fungsi pendidikan
(a)   Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
(b)   Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa
(c)    Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
1)     Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.


2)     Asuh
Menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3)     Asah
Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
g.  Tugas-Tugas Keluarga (Effendy, 1998)
Pada dasarnya tugas pokok keluarga ada delapan adalah  :
1)  Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2)  Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3)  Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya.
4)  Sosialisasi antara anggota keluarga.
5)  Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6)  Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7)  Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8)  Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

h.  Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan (Effendy, 1998) :
1)  Ketidakmampuan Mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan karena :
(a)   Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta
(b)   Rasa takut akibat masalah yang diketahui
(c)    Sikap dan falsafah hidup
2)  Ketidakmampuan keluarga Mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena :
(a)   Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
(b)   Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
(c)    Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan kurangnya sumber daya keluarga
(d)   Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
(e)   Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga
(f)     Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
(g)   Takut dari akibat tindakan
(h)   Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
(i)     Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
(j)     Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
(k)    Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan
3)  Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena :
(a)  Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya, serta pertumbuhan dan perkembangan anak
(b)  Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
(c)  Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
(d)  Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya: keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan
(e)  Sikap negatif terhadap yang sakit
(f)   Konflik individu dalam keluarga
(g)  Sikap dan pandangan hidup
(h)  Perilaku yang mementingkan diri sendiri
4)  Ketidakmampuan memodifikasi lingkungan, disebabkan karena :
(a)  Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
(b)  Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah
(c)  Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
(d)  Konflik personal dalam keluarga
(e)  Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
(f)   Sikap dan pandangan hidup
(g)  Ketidak-kompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.
5)  Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, disebabkan karena :
(a)  Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
(b)  Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
(c)  Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan
(d)  Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
(e)  Rasa takut akibat dari tindakan
(f)   Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
(g)  Tidak adanya fasilitas yang diperlukan
(h)  Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
(i)    Sikap dan falsafah hidup
i.    Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga (Duvall, 1985)
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
(1)Tahap pembentukan keluarga.
Tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga.
(2)Tahap menjelang kelahiran anak.
Tugas keluarga yang utama  adalah untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi  penerus,  melahirkan  anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan.
(3)Tahap menghadapi bayi.
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada orang tuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.
(4)Tahap menghadapi anak pra sekolah.
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, sosial budaya dan sebagainya.
(5)Tahap menghadapi anak sekolah.
Tugas keluarga dalam tahap ini adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak untuk belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum untuk anak.
(6)Tahap menghadapi anak remaja.
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling mengerti antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
(7)Tahap melepaskan anak ke masyarakat.
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.


(8)Tahap berdua kembali
Tahap ini dalam menempu kehidupan keluarga sendiri-sendiri, suami isteri tinggal berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
(9)Tahap masa tua.
Tahap ini masuk ke tahap lanjut, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk dunia yang fana ini.

j.    Ciri-Ciri Keluarga (Effendy, 1998)
Diikat dalam suatu tali perkawinan.
(1)Ada hubungan darah.
(2)Ada ikatan bathin.
(3)Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya.
(4)Ada pengambil keputusan.
(5)Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
(6)Tinggal dalam satu rumah.
C. Konsep Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
1.     Definisi Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (suprajitno, 2004).
2.     Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga
a.  Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
b.  Tujuan Khusus
1)  Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2)  Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3)  Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau keluarga yang membutuhkan bantuan, sesuai dengan kemampuan keluarga.
4)  Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
5)  Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat ( misalnya; puskesmas, posyandu, atau sarana kesehatan lain) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga.
3.     Beberapa Proses Keperawatan Keluarga 
a.      Pengkajian  (Assessment)
Menurut suprajitno (2004), pengkajian merupakan suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar di peroleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat di harapkan menggunakan bahasa Ibu (bahasa sehari-hari), lugas, dan sederhana.
Pada kegiatan pengkajian ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu:
1)     Membina hubungan yang baik
2)     Pengkajian awal
3)     Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengumpulan data dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik setiap anggota keluarga, dengan menggunakan data sekunder.
Data yang perlu diperoleh dari pengkajian adalah :
a)  Berkaitan dengan keluarga
(a)   Data demografi dan sosiokultural
(b)   Data lingkungan
(c)    Struktur dan fungsi keluarga
(d)   Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
(e)   Perkembangan keluarga
b)  Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
(a)   Fisik
(b)   Mental
(c)    Emosi
(d)   Sosial
(e)   Spiritual
Dalam pengumpulan data yang perlu dikaji adalah :
(1)Data umum
Mencakup kepala keluarga (KK), alamat dan telepon, pekerjaan KK, pendidikan KK, dan komposisi keluarga, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, dan aktivitas rekreasi keluarga.
(2)  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Meliputi tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi diatasnya)
(3)  Data lingkungan
Karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitasnya, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, dan sistem pendukung keluarga.
(4)  Struktur keluarga
Struktur peran, nilai atau norma keluarga, pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga.
(5)  Fungsi keluarga
Fungsi ekonomi, fungsi sosial, fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi, fungsi pemenuhan (perawatan/ pemeliharaan), fungsi religius, fungsi rekreasi, fungsi reproduksi, fungsi afeksi.
(6)  Stress dan koping keluarga
Stressor jangka pendek dan panjang.
(7)  Pemeriksaan kesehatan
(8)  Harapan keluarga
b.      Perumusan  Diagnosa
Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah, penyebab, dan tanda.
1)     Tipologi masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah yang besar, yaitu :
a)     Aktual/Ancaman  kesehatan :
adalah  keadaan-keadaan  yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.  Yang termasuk dalam ancaman kesehatan adalah :
(1)       Penyakit keturunan, seperti Asma Bronkiale, Diabetes Melitus dan sebagainya.
(2)       Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC, Gonore, Hepatitis dan sebagainya.
(3)       Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga. Seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga kecil.
(4)       Resiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan sembarangan, tangga rumah terlalu curam.
(5)       Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga.
(6)       Keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain:
(a)   Hubungan keluarga yang kurang harmonis.
(b)   Hubungan orang tua dan anak tegang.
(c)    Orang tua  yang tidak dewasa.
(7)       Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya :
(a)   Ventilasi  dan penerangan rumah yang kurang baik
(b)   Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat
(c)    Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum
(d)   Selokan/tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat
(e)   Sumber air minum tidak memenuhi syarat
(f)     Kebisingan
(g)   Polusi udara
(8)  Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan
(a)   Merokok
(b)   Minuman keras
(c)    Tidak memakai alas kaki
(d)   Makan obat tanpa resep
(e)   Kebiasaan makan daging mentah
(f)     Hygine personal kurang
(9)       Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
(10)    Riwayat persalinan sulit
(11)    Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peranan ibu karena meninggal, anak laki-laki memainkan peranan ayah
(12)    Imunisasi anak tidak lengkap
b)     Kurang/tidak sehat :
adalah kegagalan dalam  memantapkan kesehatan. Yang termasuk di dalamnya adalah :
(1)    Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa
(2)    Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.
c)     Situasi krisis/Potensial :
adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri  termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
(1)    Perkawinan
(2)    Kehamilan
(3)    Persalinan
(4)    Masa nifas
(5)    Menjadi orang tua
(6)    Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
(7)    Abortus
(8)    Anak masuk sekolah
(9)    Anak remaja
(10)    Kehilangan pekerjaan
(11)    Kematian anggota keluarga
(12)    Pindah rumah
Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat amerika (NANDA), yang meliputi masalah aktual, resiko/resiko tinggi, dan potensial (untuk keadaan sejahtera). Penyebab merujuk kepada tugas keluarga di bidang kesehatan, yaitu :
a)        Mengenal masalah kesehatan
b)        Mengambil keputusan untuk tindakan
c)         Merawat anggota keluarga
d)        Memodifikasi lingkungan
e)        Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Sedangkan tanda dapat dituliskan atau tidak karena telah diidentifikasi pada langkah awal.
Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan sebagai berikut :
a)     Gangguan proses keluarga
b)     Gangguan pemeliharaan kesehatan
c)     Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh.
d)     Gangguan peran menjadi orang tua
e)     Gangguan pola eliminasi
f)      Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
g)     Gangguan penampilan peran
h)     Gangguan pola seksual
i)       Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan
j)       Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
k)     Potensial berkembangnya koping keluarga
l)       Koping keluarga tidak efektif
m)    Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
n)     Defisit pengetahuan
o)     Resiko perubahan peran orang tua
p)     Resiko terjadi trauma
q)     Resiko tinggi perilaku kekerasan

2)     Penilaian (Skoring)
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978).

a)     Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
(1)    Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
(2)    Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor yang diperoleh
                                                                                 X bobot
Skor tertinggi
3)     Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5)

Tabel 2.1 Skoring Diagnosis Keperawatan Menurut Bailon dan
Maglaya (1978)
No
Kriteria
Skor
Bobot
1.
Sifat Masalah
Skala  :
·         Keadaan sakit / kurang sehat
·         Ancaman kesehatan
·         Keadaan sejahtera


3

2
1
1
2.
Kemungkinan Masalah dapat diubah
Skala  :
·         Dengan mudah
·         Hanya sebagian
·         Tidak dapat



2
1
0
2
3.
Potensi Masalah untuk dicegah
Skala  :
·         Tinggi
·         Cukup
·         Rendah


3
2
1
1
4.
Menonjolnya Masalah
Skala  :
·         Masalah berat harus ditangani
·         Ada masalah tapi tidak perlu ditangani
·         Masalah tidak dirasakan


2

1

0


1
Sumber : Suprajitno (2004)
b)     Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :
(1)    Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak/kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.
(2)    Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :
(a)  Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah.
(b)  Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga.
(c)  Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu.
(d)  Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi, dan dukungan.
(3)    Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :
(a)  Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
(b)  Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.
(c)  Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah.
(d)  Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah.
(4)    Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.
c)     Penyusunan prioritas diagnosis keperawatan
Penyusunan prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tertinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Namun, perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.
c.      Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Setelah merumuskan diagnosis keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga. Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi.
1)     Tujuan
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan :
a)    Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
(1)    Memberikan informasi yang tepat
(2)    Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
(3)    Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.
b)    Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tetap, dengan cara :
(1)    Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan.
(2)    Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di sekitar keluarga.
(3)    Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan.
c)    Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
(1)    Mendemonstrasikan cara perawatan
(2)    Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
(3)    Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d)    Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
(1)    Menemukan sumber-sumber yang dapat di gunakan keluarga
(2)    Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin.
e)    Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan cara :
(1)    Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga.
(2)    Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Bila dilihat dari sudut perhatian, tujuan perawatan dibagi menjadi :
a)     Yang berorientasi pada perawat, yaitu tujuan yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat.
b)     Yang berorientasi pada pasien, yaitu tujuan dinyatakan dari pihak penerima pasien/keluarga dalam bentuk hasil fisik, mental dan prilaku.
Bila dilihat dari jangka waktu, maka tujuan perawatan dapat dibagi menjadi :
a)     Tujuan jangka pendek ditekankan pada keadaan-keadaan yang mengancam kehidupan.
b)     Tujuan jangka panjang lebih menekankan pada perubahan perilaku, dari perilaku yang merugikan kesehatan menjadi perilaku yang menguntungkan kesehatan, dan mengarah kepada kemampuan mandiri dalam memelihara kesehatan keluarga dan mengatasi masalahnya.
2)     Hal-hal yang perlu diperhatikan
(a)   Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan  kondisi keluarga.
(b)   Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan pancaindera perawat yang objektif.
(c)    Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian keluarga sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.
Rencana tindakan diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga (Calgary,1994) sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan keluarganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat menyusun rencana, sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga mempunyai tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri, dan merupakan cara untuk menghormati dan menghargai keluarga (Carey,1989).

d.      Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
Menurut suprajitno, (2004) pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah :
1)     Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
2)     Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
3)     Tidak mau menghadapi situasi
4)     Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat
5)     Adat istiadat yang berlaku
6)     Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan dengan sasaran
7)     Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan.
Pada tahap ini, perawat perlu melakukan kontrak waktu sebelumnya untuk pelaksanaan yang meliputi kapan dilaksanakan, beberapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapat informasi, dan peralatan yang perlu disiapkan keluarga.
Hasil implementasi yang efektif dan efisien akan diperoleh secara maksimal jika perawat membuat suatu rencana kegiatan yang terstruktur. Sehingga kunjungan dapat terarah sesuai kontrak yang telah dibuat antara perawat dan keluarga.
e.      Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga (Suprajitno, 2004).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan. O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan. A merupakan analisis perawat setelah mengetahui respons subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno, 2004).
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat, yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan dan evaluasi sumatif yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan. Apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi, atau dihentikan (Suprajitno, 2004)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.   Pengkajian
1. Identitas Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
1.    Nama kepala keluarga          : Tn “ R “
2.    Umur                                         : 41 tahun
3.    Jenis kelamin                          : laki laki
4.    Agama                                       : islam
5.    Suku                                          : Bugis
6.    Pendidikan                               : S1
7.    Pekerjaan                                 : wiraswasta
8.    Penghasilan                            : Rp.3.000.000,-/ bulan
9.    Alamat                                       : Jl.Batua Raya XII A
b.    Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga
No
Nama
Umur
J.K
Hubungan
Pekerjaan
Pend
Ket
1
2
Ny “R”
An “M”
39
8
P
L
Istri
anakl
IRT
Pelajar
S1
SD
Sakit
Sehat
Status imunisasi An”M
BCG
POLIO
DPT
HEPATITIS
CAMPAK
KET
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3



  1. X
    X
    GENOGRAM
72
55
50
45
43
39
37
41
8
X
 







: Klien
39
Keterangan :
: Tinggal Serumah
                    : Laki-laki
: Garis hubungan
                    : Perempuan
                    : Meninggal
                    :  Garis Keturunan
                               
G I      : kakek dan nenek klien sudah meninggal karena faktor tidak di ketahui
G II     : Ayah klien sudah meninggal karena faktor tidak di ketahui dan Ibu klien masih hidup den menderita penyakit rematik
G III    : klien tinggal serumah dengan suami dan anaknya

Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn”R” adalah keluarga inti, yaitu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan satu orang anak
  1. Latar Belakang Budaya
Keluarga NyR” merupakan suku bugis,mereka tinggal di Jl.Batua Raya XII A, bahasa yang di gunakan adalah bahasa indonesia dan bahasa bugis, tempat perkumpulan keluarga adalah di rumah dan kegiatan keagamaan keluarga adalah shalat 5 waktu dikeluarga rumah atau di masjid. Lingkungan tempat tinggal keluarga Ny “R” adalah homogen, artinya bahwa keluarga tinggal di lingkungan yang memiliki suku yang sama.
  1. Agama
Keluarga NyR” menganut agama islam dan kegiatan keagamaan yang dilakukan adalah beribadah setiap hari dirumah atau di masjid.
  1. Status Sosial
Yang mencari nafkah adalah Tn ”R” sebagai kepala keluarga yang berumur 41 tahun, latar belakang pendidikan S1, pekerjaan sehari-hari sebagi wiraswasta dengan pendapatan Rp.3.000.000,- / bulan.
  1. Rekreasi
Keluarga Tn “R” jarang pergi rekreasi tempat tertentu tetapi anggota keluarga sering berkumpul dirumah.


VII.          Riwayat Perkembangan Keluarga
  1. Tahap Perkembangan Saat Ini
1.    Keluarga NyR” mempunyai 1 orang anak, 1 orang laki laki
2.    Keluarga Ny “R” pada tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah.
  1. Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Tugas keluarga yang belum terpenuhi adalah masalah kesehatan nya dan berharap keluarga yang sakit bisa dapat sembuh.
VIII.       Lingkungan
  1. Karakteristik Rumah
Jenis rumah NyR” adalah tidak permanen, dengan luas bangunan 8 X 11 m2. Status kepemilikan rumah sendiri, atap rumah seng, dinding rumah dari papan dan seng, lantai dari papan penerangan rumah dari listrik, pencahayaan kurang baik, khususnya di daerah ruang tengah, karena pada pagi hari cahaya yang masuk kedalam rumah kurang, hanya bagian depan saja.
  1. Kebersihan Rumah
Jenis rumah NyR” tampak berdebu, dan perabot rumah tangga tidak ada yang tertata rapi dan tidak terdapat halaman.
  1. Pembuangan Air Limbah
Limbah di buang melalui SPAL, di mana jenis SPAL yang di gunakan adalah terbuka dan pembuangan air limbah nya tergenang, tampak kotor
  1. Pemakaian Air
Sumber air yang di gunakan adalah PAM, yang di gunakan untuk mandi dan mencuci, yang jaraknya 3 meter dari rumah, sedangkan memasak dan di minum menggunakan air pam, yang sebelumnya di masak terlebih dahulu sebelum di minum,keadaan air bersih dan tidak  berbau.
  1. Pembuangan Sampah
Ny”R” tidak memiliki pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan,sehari harinya keluarga membuang sampah di pinggir kanal yang berada di depan rumah.
  1. Pemilikan Jamban
Keluarga Ny”R” memiliki wc yang terdapat di bawa rumah dengan jenis jamban septi tank
  1. Pemilikan Ternak
Keluarga Ny “Rtidak memiliki hewan ternak.
  1. 1
    Denah Rumah
U
3
2
 
           
5
4
                                                                                         
                                      
6
5
                                               
7
                                                           
                                                           
5 = kamar tidur
Keterangan :
1.   
6 = ruang tamu
= Wc
2.   
7 = koridor
= Dapur
3.    = Ruang makan
4.    = Ruang keluarga
IX. Struktur Keluarga
  1. Pola Komunikasi
Proses komunikasi dalam keluarga berjalan dengan lancar di mana suami dan istri saling menghargai dan menghormati.
  1. Struktur Kekuatan Keluarga
Yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn”R”, karena Tn”R” sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah untuk keluarganya.
  1. Struktur Peran
Tn”R” sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai wiraswasta sementara istrinya sebagai rumah tangga.
X.    Fungsi Keluarga
  1. Fungsi Afektif
Anggota keluarga saling mempertahankan satu sama lain, dan saling menghargai dalam membina keakraban.
  1. Fungsi Sosialisasi
Yang berperan sebagai mensosialisikan anak ke masyarakat adalah Ny”R”, yang sehari harinya bekerja di rumah.
  1. Fungsi Perawatan Keluarga
Apabila ada masalah keluarga merundingkan bersama sama dan keluarga belum mampu memelihara kebersihan lingkungan yang di sebabkan kurangnya pengetahuan.
  1. Fungsi Reproduksi
Tn”R” dan Ny”R” memiliki 1 orang anak,.
  1. Fungsi Ekonomi
Keluarga NyR” dapat memenuhi kebutuhan sehari harinya.
  1. Pengolahan Makanan
Keluarga NyR” mengkonsumsi makanan yang di beli di pasar, yang sebelumnya di olah dengan cara di masak, makanan yang tidak habis di simpan kembali.
XI. Koping Keluarga
  1. Stress yang di miliki
Stress jangka panjang yang di miliki oleh Ny “ R ” adalah reumatik sejak lama.
  1. Kemampuan keluarga merespon terhadap stress
Keluarga suda dapat beradaptasi dengan penyakit yang di derita oleh Ny “ R” karena sakit yang di deritanya suda lama dan keluarga yaitu penyakitnya akan sembuh.
  1. Strategi coping yang di gunakan
Dalam menghada[pi suatu permasalahan keluarga mendiskusikan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.
PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA
Komponen
Hasil pemeriksaan fisik
Tn “ R”
Ny “ R ”
An “ M ”
Kepala 
Mata

Telingah


Hidung


Mulut dan gigi


Leher dan tenggorokan
Dada




Abdomen

Ekstremitas



Kuku
BB
TD
N
S
P
Mecechepal
Tidak ada kelainan
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran
Simetris kiri dan kanan tidak ada udem
Mulut tampak bersih, gigi lengkap tidak ada sianosis
Tidak ada nyeri tekan
Bentuk dada normal, pengenbangan dada mengikuti gerak nafas
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada kelainan


Tampak bersih
62 kg
120 / 80 mmHG
88 x/i
36 ° C
20 x/i
Mecechepal
Tidak ada kelainan
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran
Simetris kiri dan kanan tidak ada udem
Mulut tampak bersih, gigi lengkap tidak ada sianosis
Tidak ada nyeri tekan
Bentuk dada normal, pengenbangan dada mengikuti gerak nafas
Tidak ada nyeri tekan
Nyeri pada daerah persendian ekstremitas bawah
Tampak bersih
70 kg
120 / 80 mmHg
88x/i
36 ° C
20 x/i
Mecechepal
Tidak ada kelainan
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran
Simetris kiri dan kanan tidak ada udem
Mulut tampak bersih, tidak ada sianosis

Tidak ada nyeri tekan
Bentuk dada normal, pengenbangan dada mengikuti gerak nafas
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada kelainan


Tampak bersih
45 kg

72 x/i
36 ° C
20 x/i

Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan
Keluarga berharap penyakit rematik yang di derita segera sembuh


PENGUMPULAN DATA
-          Klien sering duduk
-          Klien nampak lemah
-          Tempat pembuangan air limbah di sekitar rumah tergenang
-          Lingkungan di sekitar rumah kotor
-          Kekakuan otot kaki kiri
-          Kekuatan otot menurun pada kaki kiri. 5 / 4
-          Tanda vital =
TD = 120 / 80 mmHg
N = 88 x/i
S = 36 °c
P = 20 x/i
BB = 70 kg
-          Ny “ R” mengatakan nyeri pada persendian kaki
-          Ny “ R ” mengatakan nyeri bertambah jika beraktifitas berat
-          Klien mengatakan sering sakit di persendian
-          Ny “ R ” mengatakan pergerakan kakinya kurang
-          Keluarga klien mengatakan pembuangan air limbah di sekitar rumah tergenang
-          Klien mengatakan suda lama menderita rematik
-          Keluarga klien mengatakan sampah di buang di pinggir kanal yang ada depan rumah


KLASIFIKASI DATA
Data subjektif
Data objektif
-          Ny “ R” mengatakan nyeri pada persendian kaki
-          Ny “ R ” mengatakan nyeri bertambah jika beraktifitas berat
-          Klien mengatakan sering sakit di persendian
-          Ny “ R ” mengatakan pergerakan kakinya kurang
-          Keluarga klien mengatakan pembuangan air limbah di sekitar rumah tergenang
-          Klien mengatakan suda lama menderita rematik
-          Keluarga klien mengatakan sampah di buang di pinggir kanal yang ada depan rumah
-          Klien sering duduk
-          Klien nampak lemah
-          Tempat pembuangan air limbah di sekitar rumah tergenang
-          Lingkungan di sekitar rumah kotor
-          Kekakuan otot kaki kiri
-          Kekuatan otot menurun pada kaki kiri. 4 / 5
-          Tanda vital =
TD = 120 / 80 mmHg
N = 88 x/i
S = 36 °c
P = 20 x/i
BB = 70 kg



ANALISA DATA
No
Data
Masalah kesehatan
Masalah kesehatan keluarga
1
Data Subyektif.
-          Klien mengatakan nyeri pada persendian kaki
-          Klien mengatakan sering sakit pada persendian
-          Klien mengatakan pergerakan kakinya kurang
Data Obyektif.
-          Klien sering duduk
-          Klien nampak lemah
-          Kakakuan otot kaki kiri

Ketidak mampuan keluarga merawat keluarga yang sakit

Penurunan kesehatan Ny “ R ” dengan rematik
2
Data Subyektif.
-          Ny “ R ” mengatakan pergerakan kakinya kurang
-          Ny “ R ” mengatakan nyeri bertambah jika beraktifitas berat
-          Klien mengatakan suda lama menderita rematik
Data Obyektif.
-          Kekakuan otot kaki kiri
-          Kekuatan otot menurun pada kaki kiri. 4 / 5
-          Tanda vital =
TD = 120 / 80 mmHg
N = 88 x/i
S = 36 °c
P = 20 x/i
BB = 70 kg

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Risiko kambuhnya penyakit rematik pada Ny “ R ”
3
Data Subyektif.
-          Keluarga klien mengatakan sampah di buang di pinggir kanal yang ada depan rumah
-          Ny “ R ” mengatakan pergerakan kakinya kurang
-          Keluarga klien mengatakan pembuangan air limbah di sekitar rumah tergenang
Data Obyektif.
-          Tempat pembuangan air limbah di sekitar rumah tergenang
-          Lingkungan di sekitar rumah kotor

Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan.

Lingkungan yang kurang sehat



PRIORITAS MASALAH
1.    Penurunan kesehatan Ny “ R ” dengan rematik berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat keluarga yang sakit
no
Data
perhitungan
Skor
Pembenaran
1





2



3


4
Sifat masalah
Kurang sehat




Kemungkinan masalah dapat diubah ; sebagian

Potensial masalah untuk di ubah tinggi

Menonjol masalah : masalah berat harus di tangani

3/3 x 1





 ½ x 2



 3/3 x 1


 2/2 1

1





1



1


1

Memerlukan penanganan cepat agar gejala yang di rasa tidak bertambah berat

Keluarga mau berusaha hidup sehat

Keluarga mau di ajak kerja sama

Bila di tangani derajat kesehatan akan meningkat

Jumlah

4


2.    Risiko kekambuhan penyakit rematik pada Ny “ R ” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
no
Data
perhitungan
Skor
Pembenaran
1



2



3


4
Sifat masalah
Ancaman


Kemungkinan masalah dapat diubah dengan muda

Potensial masalah untuk di ubah cukup

Menonjol masalah : masalah dirasakan, tapi tidak perlu segera di atasi

  2/3 x 1



 2/2 x 2



 2/3 x 1


1 1/2 1

2/3



2



1


1

Nyeri bertambah jika beraktifitas berat

Keluarga mau berusaha hidup sehat

Keluarga mau di ajak kerja sama

Keluarga tidak menyadari dengan masalha kesehatan yanmg di alami

Jumlah

4 2/3


3.    Lingkungan yang kurang sehat berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan.
no
Data
perhitungan
Skor
Pembenaran
1





2



3


4
Sifat masalah
Ancaman




Kemungkinan masalah dapat diubah dengan muda

Potensial masalah untuk di ubah cukup

Menonjol masalah : masalah tidak di rasakan

  2/3 x 1





 2/2 x 2



 2/3 x 1


 0/2 1

2/3





2



1


0

Dapat menimbulkan berbagai ancaman kesehatan

Keluarga mau berusaha hidup sehat

Keluarga mau di ajak kerja sama

Keluarga merasa tidak ada gejala yang di rasa

Jumlah

3 2/3


URUTAN PRIORITAS MASALAH
1.    Risiko kekambuhan penyakit rematik pada Ny “ R ” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
2.    Penurunan kesehatan Ny “ R ” dengan rematik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit
3.    Lingkungan yang kurang sehat berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi masalah kesehat




B. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama                         : Ny “ R ”                                                                                             tgl pengkajian           : 13 juni 2013
Umur              : 39 tahun                                                                                          alamat                        : Batua Raya XII A
No
Diagnosa keperawatan keluarga
Tujuan
Kriteria
Standar
Intervensi
Rasional
1
Risiko kekambuhan penyakit rematik pada Ny “ R ” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Setelah di lakukan kunjungan keluarga dapat mengenal masalah yang di alami
kognitif
1.  Keluarga dapat menjelaskan pengertian rematik dengan benar “ rematik merupakan kekakuan atau rasa nyeri pada daerah persendian “
2.  Menyebutkan penyebab rematik “ kegemukan, umur, pola hidup “
3.  Menyebutkan tanda dan gejala rematik “ nyeri sendi, kekakuan sendi, bengkak pada daerah persendian “
1. Beri penjelasan tentang pengertian rematik
2. Jelaskan kepada keluarga kemungkinan penyebab rematik
3. Jelaskan tanda gejala serta penanganan rematik
1. Untuk menanbah wawasan keluarga

2. Agar keluarga mengetahui penyebab penyakit reumatik
3. Agar keluarga dapat melakukan penanganan awal pada reumatik
2
Penurunan kesehatan Ny “ R ” dengan rematik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit

Setelah di lakukan asuhan keperawatan penyakit Ny “ R ” dapat teratsi sebagian

1.    Keluarga dapat menyebutkan 2 penyebab terjadinya rematik “ kegemukan, umur dan pola hidup
2.  Cara penanganan rematik “ menurunkan berat badan yang kegemukan, kompres air hangat.
3.  Pengobatan tradisional
1.    Jelaskan
 kepada keluarga kemungkinan penyebab rematik
2. Anjurkan keluarga minum obat tambahan seperti obat tradisional
3. Ajarkan dan domonstrasikan cara penggunaan obat tradisional “ daun kumis kucing dan jahe merah “
1.    Menambah wawasan keluarga



2.Untuk mengobati penyakit rematik


3.             Agar kelurga dapat mengerti cara panggunaan obat tradisional
3
Lingkungan kurang sehat berhubungan dengan ketidak mampuankeluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi masalah kesehat
Setelah di lakukan beberapa kali kunjungan keluarga di harapkan mempu memelihara lingkungan yang sehat
verbal
1.    Keluarga dapat menebutkan kriteria lingkungan yang sehat “ terdapat pembuangan air limbah dan tempat sampah di sekitar rumah”
2.  Keluarga menyebutkan 2 amnfaat rumah bersih
1.   Menjelaskan kepada keluarga tentang lingkungan sehat
2. Anjurkan keluarga untuk tetap menjaga kebersihan rumah
3. Beri pujian untuk tindakan yang tapat
1.    Menambah pengetahuan keluarga tentang lingkungan sehat
2. Agar kebersihan lingkungan rumah teap terjaga

3. Menambah motivasi keluarga untuk menjaga lingkungan





  1. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
No
Diagnosa keperawatan
tujuan
Hari, tanggal
Implemantasi
1
Risiko kekambuhan penyakit rematik pada Ny “ R ” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Setelah di lakukan kunjungan keluarga dapat mengenal masalah yang di alami
Jum’at 14 juni 2013
Jam 10.05 wita
1. Memberi  penjelasan tentang pengertian rematik
H = klien tampak memperhatikan penjelasan
2. Menjelaskan kepada keluarga kemungkinan penyebab rematik
H = keluarga memperhatikan dengan baik
3. Menjelaskan  tanda gejala serta penanganan rematik
H = klien memperhatikan dan mengerti
2
Penurunan kesehatan Ny “ R ” dengan rematik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit

Setelah di lakukan asuhan keperawatan penyakit Ny “ R ” dapat teratsi sebagian
Jum’at 14 juni 2013
Jam 10.20 wita
1. Menjelaskan
 kepada keluarga kemungkinan penyebab rematik
H= keluarga klien memperhatikan dan menyikapi penjelasan
2.    Menganjurkan  keluarga minum obat tambahan seperti obat tradisional
H= klien mengatakan mau melakukannya
3. Mengajarkan dan domonstrasikan cara penggunaan obat tradisional “ daun kumis kucing dan jahe merah “
H= klien memperhatikan dan menyikapi penjelasan dan demonstrasi yang di berikan
3
Lingkungan kurang sehat berhubungan dengan ketidak mampuankeluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi masalah kesehat
Setelah di lakukan beberapa kali kunjungan keluarga di harapkan mempu memelihara lingkungan yang sehat
Jum’at 14 juni 2013
Jam 10.45
1.    Menjelaskan kepada keluarga tentang lingkungan sehat
H= klien sudah dapat menjelaskan dengan baik lingkungan yang sehat
2. Anjurkan keluarga untuk tetap menjaga kebersihan rumah
H= keluarga mau menjaga kebersihan lingkungan
3.    Beri pujian untuk tindakan yang tapat
H= keluarga kelihatan senang




  1. EVALUASI KEPERAWATAN
No
Diagnosa keperawatan
Hari / tanggal
Evaluasi
1
Risiko kekambuhan penyakit rematik pada Ny “ R ” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Jam’at 14 juni 2013
Jam 10.15 wita
S = keluarga sudah dapat menjelaskan, penyebab, dan tanda gejala rematik.

O = klien sudah mengerti dengan penyakit rematik

A = Keluarga mampu mengenal masalah dengan pencegahannya

P = pertahankan intervensi
2
Penurunan kesehatan Ny “ R ” dengan rematik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit

Jam’at 14 juni 2013
Jam 10.30 wita
S = klien mau mengkomsumsi obat tradisional “ mengkomsumsi daun kumis kucing ”

O = klien sudah bisa mendemonstrasikan cara penggunaan obat tradisional dengan sendiri

A = Keluarga mampu merawat keluarga

P = pertahankan intervensi
3
Lingkungan kurang sehat berhubungan dengan ketidak mampuankeluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi masalah kesehat
Jum’at 14 juni 2013
Jam 10.50 wita
S = keluarga Ny “ R ” sudah dapat menjelaskan lingkungan yang sehat dengan baik

O = keluarga klien sepenuhnya nampak mau menjaga lingkungan

A = Lingkungan dapat terpelihara

P = pertahankan intervensi




BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab-bab sebelumnya di dalam karya tulis ini penulis menguraikan secara teori tentang Rheumatik melalui studi kepustakaan dan membahas tentang pelaksanaan studi kasus langsung kepada Ny“R” yang menderita panyakit Rheumatik Kelurahan Batua Raya. Dari tanggal 13 – 15 Juni 2013. Setelah penulis melakukan studi kasus langsung tersebut maka menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kasus yang dihadapi dilapangan. Untuk memudahkan dalam memahami kesenjangan yang terjadi, maka penulis membahas berdasarkan langkah-langkah proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A.  Pengkajian
Data yang ditemukan dalam teori Reumatik diartikan sebagai suatu penyakit yang menyerang persendian tulang dan sekitarnya, rematik bisa disebut dengan nama arthritis menyerang kepala sampai kaki. Gejala umum biasanya seperti pembengkakan, kemerahan, nyeri dilutut, siku, pergelangan tangan maupun disendi-sendi lain Hal ini terjadi karena tidak semua tanda dan gejala yang ada dalam teori ada pada pasien.
        Data yang ditemukan pada kasus Ny”R” sering merasa nyeri pada persendian dan  nyeri pada daerah tumit dan nyeri bertambah apabila banyak berjalan dan sering beraktifitas, susah bergerak (kaku), sering merasakan kram pada kedua kaki. TTV= TD: 120/70 mmHg, N: 80x/i, S: 36ºC, P: 20x/I, BB: 60Kg.
Dari data tersebut terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori terdapat gejala yang tidak ditemukan pada kasus yaitu pembengkakan bisanya muncul pada klien yang tidak memperhatikan dietnya dan mengkonsumsi obat, tetapi klien memperhatikan dietnya mengkonsumsi obat bila gejala awal timbul, kemerahan biasanya muncul pada klien yang disebabkan karena adanya inflamasi tetapi  pada klien tidak terjadi inflamasi.
Lingkungan yang memenuhi syarat sehat menurut Soekidjo Notoatmojo, 2007 yaitu memiliki ventilasi dan pencahayaan yang cukup, bersih dari kotoran, serta memiliki fasilitas-fasilitas seperti pembuangan sampah, penyediaan air bersih yang cukup, pembuangan tinja, dan memiliki kandang ternak yang sehat, Jarak SPAL dengan sumber air bersih 10 m. SPAL dalam keadaan tertutup, tidak menimbulkan bau. Dampak dari lingkungan yang tidak sehat dapat enjadi media penyebaran berbagai penyakit, menimbulkan bau yang tidak sedap, merupakan sumber pencemaran air permukaan tanah dan lingkungan.
Ny”R” memiliki data kesehatan lingkungan seperti rumah nampak kotor, perabot rumah tangga  berantakan dan berdebu. Ventilasi cukup sehingga pencahayaan yang masuk cukup, SPAL dalam keadaan terbuka dimana sisa pembuangan mengalir keselokan dan tergenang dan berbau, WC nampak bersih dan mempunyai tempat sampah.
Keluarga Tn “R memiliki  data kesehatan lingkungan seperti rumah tampak kotor, ventilasi kurang sehingga pecahayaan yang masuk kurang, rumah berlantai semen, SPAL nampak terbuka dan banyak terdapat sampah dan berbau, perabot rumah tangga berantakan dan berdebu, Wc nampak kotor, tidak mempunyai tempat sampah.
Adapun kesenjangan antara teori dan kasus keluarga Ny “R” yaitu adanya data pada teori tetapi tidak ada pada kelurga Ny “R” adalah rumah tampak kotor, perabot rumah tangga berantakan dan berdebu, serta SPAL dalam keadaan terbuka dimana sisa pembuangan mengalir keselokan dan tergenang dan berbau, tidak terdapat Karena kurang pengetahuan keluarga tentang rumah yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan.
B. Perencanaan
Berdasarkan fakta :
Dalam perencanaan penulis melihat dan menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan, kemampuan, sumber atau fasilitas yang dimiliki oleh keluarga. Hal ini dilakukan sehingga tindakan yang diberikan dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarga Ny “R” tanpa menambah beban keluarga.
Untuk membantu mengatasi hal tersebut maka penulis merencanakan sesuai dengan teori yang ada dalam cara penyuluhan dam memotivasi keluarga sesuai dengan masalah yang ditemukan :
1. Penyuluhan dan penjelasan
a. Pengertian tentang penyakit rheumatik.
b. Penyebab penyakit rheumatik.
c. Tanda dan gejala penyakit rheumatik.
Berdasarkan teori :
Dalam buku mengemukakan bahwa perencanaan dibuat berdasarkan diagnosa, rencana keperawatan tersebut meliputi :
1.      Tujuan keperawatan yang ingin dicapai
2.      Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
3.      Kriteria keberhasilan.
C.Pelaksanaan/ Implementasi
Dalam tahap pelaksanaan ini penulis berorientasi pada rencana tindakan yang
telah dibuat sebelumnya :
1.    Risiko kekambuhan penyakit rematik pada Ny “ R ” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, tindakan yang di lakukan adalah :
a.    Memberi penjelasan tentang pengertian rematik
b.    Menjelaskan kepada keluarga kemungkinan penyebab rematik
c.    Menjelaskan tanda gejala serta penangan rematik
Tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa keluarga belum memahami tentang penyakit rheumatik, perawatan serta pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga. Penulis mengharapkan agar keluarga mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2.  Penurunan kesehatan Ny “R” dengan rematik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit, adapun tindakan yang dilakukan adalah :
a.  Menjelaskan kepada keluarga kemungkinan penyebab rematik.
b.  Menganjurkan keluarga minum obat tambahan seperti obat tradisional.
c.   Mengajarkan dan mendemonstrasikan cara penggunaan obat tradisional.
3.    Lingkungan yang kurang sehat berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi masalah kesehat, adapun tindakan yang di lakukan adalah :
4.  Menjelaskan kepada keluarga tentang lingkungan sehat
5.    Anjurkan keluarga untuk tetap menjaga kebersihan rumah
6.    Beri pujian untuk tindakan yang tapat
Berdasarkan Teori :
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1.    Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
2.    Melakukan pendokumentasian tentang tindakan yang dilakukan.
3.    Memberikan motivasi untuk memanfaatkan fasilitas  kesehatan yang ada.
4.    Dilakukan dalam rangka ahli tekhnologi.
Berdasarkan hal tersebut didapatkan adanya kesenjangan antara teori dan kasus dikemukakan bahwa tindakan keperawatan yang dilakukan dalam rangka ahli tekhnologi disebabkan karena keterbatasan fasilitas yang dimiliki.
D. Evaluasi
Setelah menyelesaikan tahap pelaksanaan/implementasi, maka penulis memilih bahwa masalah yang dihadapi oleh keluarga yaitu masalah belum teratasi.
1. Masalah pertama : Keluarga mampu mengenal masalah dengan pencegahannya
a.    Ny “R” mengerti tentang penyakit rheumatik.
b.    Ny “R” sudah mengetahui tentang perawatan rheumatik.
c.    Ny“R” mampu mengatasi penyakit rheumatik dengan tidak banyak melakukan aktivitas.
2. Masalah kedua : Keluarga mampu merawat keluarga
a. Ny “”R mengatakan kemungkinan penyebab penyakit rematik
b. Ny “R” mengatakan mau mengkomsumsi obat tradisional
c. Ny “R” mengatakan sudah dapat mendemonstrasikan penggunaan obat tradisional.
3. masalah ke tiga : Lingkungan dapat terpelihara
a. Ny “R” mengatakan mengerti tentang kesehatan lingkungan.
b. Ny “R” mengatakan mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya faktor yang kurang mendukung pencapain tujuan adalah karena faktor pendidikan, sosial ekonomi rendah, serta waktu yang diberikan penulis kurang.









BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.    Setelah melakukan pengkajian terhadap keluarga Ny”R”, penulis memperoleh hasil atau data yang mengarah pada masalah Ny”R” yang menderita Reumatik.
2.    Diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan pada keluarga yang terjadi pada Ny”R” yang menderita Reumatik adalah sebagai berikut:
a.    Resiko kekambuhan penyakit rematik padaNy “R” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
b.    Penurunan ksehatan Ny “R” dengan rematik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit
c.    Lingkungan yang kurang sehat berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan.
3.     Dalam menyusun rencana keperawatan keluarga Ny”R”, yang menderita Reumatik, penulis menggunakan format yaitu pengumpulan data, masalah di mana intervensi yang di terapkan mencakup semua kriteria dalam penerapan rencana keperawatan sesuai dengan teori.
4. Implementasi/ tindakan keperawatan tehadap keluarga Ny”R” yang menderita Reumatik, penulis melakukan implementasi keperawatan keluarga yang sesuai teori yaitu : memberikan penyuluhan atau HE tentang Reumatik dengan kriteria telah mampu menjelaskan pengertian Reumatik, dan gejala serta pencegahan Reumatik, menganjurkan pada klien untuk menggunakan obat tradisional, menganjurkan klien untuk tidak terlalu banyak beraktivitas, menganjurkan klien untuk selalu menggerakkan tangan sebelah kiri agar tidak kaku, menganjurkan keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari, memberikan motivasi pada klien untuk berobat ke pelayanan kesehatan.
5. Setelah menyelesaikan tahap evaluasi, maka penulis memilih bahwa masalah yang di hadapi oleh keluarga yaitu teratasi  yaitu
1. Masalah pertama : Keluarga mampu mengenal masalah dengan pencegahannya
d.    Ny “R” mengerti tentang penyakit rheumatik.
e.    Ny “R” sudah mengetahui tentang perawatan rheumatik.
f.     Ny“R” mampu mengatasi penyakit rheumatik dengan tidak banyak melakukan aktivitas.


2. Masalah kedua : Keluarga mampu merawat keluarga
a. Ny “”R mengatakan kemungkinan penyebab penyakit rematik
b. Ny “R” mengatakan mau mengkomsumsi obat tradisional
c. Ny “R” mengatakan sudah dapat mendemonstrasikan penggunaan obat tradisional.
3. masalah ke tiga : Lingkungan dapat terpelihara
a. Ny “R” mengatakan mengerti tentang kesehatan lingkungan.
b. Ny “R” mengatakan mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat.
B.  Saran-saran
1. Dalam upaya peningkatan keluarga dan masyarakat pemberian informasi melalui penyuluhan sangat di perlukan.
2. Dalam melakukan pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga yang bermasalah sebaiknya di perlukan adanya pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium.
3.      Untuk memperoleh hasil evaluasi sesuai dengan kriteria dan tujuan yang di tetapkan, di perlukan waktu pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang berkesinambungan.       
4. Di sarankan kepada keluarga Ny”R” agar memelihara dan mempertahankan kebersihan dan kesehatan lingkungan guna menghindari faktor penyebab terjadinya penyakit.
5.      Kepada perawat dalam mengkaji asuhan keperawatan keluarga harus dilakukan secara sistematis dan komprehensif untuk memperoleh data yang akurat untuk menegakkan asuhan keperawatan keluarga.
6.      Untuk petugas kesehatan hendaknya kontinyu penyuluhan,  pentingnya kesehatan lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga serta kunjungan rumah secara berkalah.
7.      Selain itu di harapkan kepada institusi yaitu Akademi Keperawatan Pelamonia di harapkan memberi kesempatan kepada penulis berikutnya untuk melaksanakan perawatan.
        





                                   



DAFTAR PUSTAKA

Effendi Nasrul ( 1998 ) Dasar – Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat Edisi, EGC : Jakarta
Hertman. Heather ( 2009 – 2011 ), Diagnosa Keperawatan dan Klasifikasi ( NANDA ). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Moeleak, A. Faried ( 1990 ) Menuju Indonesia Sehat 2010, Depkes RI : Jakarta
Nugroho Taufan ( 2012 ), Luka Bakar dan Artritis Rhemathoid. Numed : Yogyakarta
Profil Puskesmas Batua, ( 2013 ) Data Penyakit Artritis Rhemathoid, Laporan Tahunan Puskesmas Batua
Suprajitno ( 2004 ). Asuhan Keperawatan Keluarga, EGC : Jakarta
Willkison. M, Judith ( 2002 ), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Jakarta
Watson Roger ( 2002 ), Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Edisi 10, Jakarta ; EGC